Pages

Rabu, 26 Maret 2014

Ini hinaan Malaysia kepada presiden Indonesia



Presiden ke tiga Republik Indonesia BJ Habibiemenyebut kemungkinan pesawat Malaysia Airlines meledak di angkasa di ketinggian 10 Km. Menurut Habibie hal itulah yang membuat keberadaan pesawat yang membawa 329 penumpang itu hingga kini belum ditemukan.

Namun pernyataan Habibie tersebut segera menjadi bahan olok-olokan di dunia maya Malaysia. Situs-situs berita online Malaysia yang menampilkan pernyataan itu Habibie itu dibanjiri komentar. Mereka menyebut Habibie bukan ahli di bidang penerbangan, sehingga teorinya tak masuk akal.

Terlepas dari hal tersebut, Malaysia juga pernah membuat hubungan dengan Indonesia memanas. Negeri jiran itu beberapa kali pernah menghina presiden Indonesia.

Penghinaan itu ada yang dibalas keras oleh pemerintah namun ada juga yang diselesaikan secara 'adat'. Berikut tiga kasus Malaysia yang menghina presiden Indonesia.


1.Foto Soekarno Bakar Publik Malaysia

Demo besar-besaran anti-Indonesia pernah terjadi di Malaysia pada tahun 1963. Bahkan para demonstran juga menyerbu Gedung KBRI di Malaysia. Mereka lalu merobek-robek foto Soekarno, membawa lambang negara Garuda Pancasila ke hadapan Tunku Abdul Rahman (Perdana Menteri Malaysia saat itu) dan memaksanya untuk menginjak Garuda.

Amarah Soekarno terhadap Malaysia pun meledak. Soekarno yang murka karena hal itu mengutuk tindakan demonstrasi anti-Indonesian yang menginjak-injak lambang negara Indonesia dan ingin melakukan balas dendam dengan melancarkan gerakan yang terkenal dengan nama Ganyang Malaysia.

Soekarno memproklamirkan gerakan Ganyang Malaysia melalui pidato beliau yang amat bersejarah. Sejak saat itu hubungan Indonesia dan Malaysia mulai tidak akur.


2.Mantan Menteri Malaysia Sebut Habibie Pengkhianat

Mantan Menteri Penerangan Malaysia Zainudin Maidin menyebut Presiden RI ke tiga Bacharuddin Jusuf Habibiesebagai pengkhianatan bangsa. Tudingan ini dia tuliskan pada tajuk rencana sebuah media massa, koran Utusan Malaysia.

Tak hanya termuat di edisi cetak, tulisan Zainudin Maidin juga dimuat dalam laman internet harian berpengaruh di Malaysia itu, pada Senin, Desember 2012 lalu.

Dalam tulisannya, Maidin menyebut bila BJ Habibie tercatat sebagai Presiden Indonesia paling singkat dalam sejarah. Maidin menuding Habibie tersingkir karena mengkhianati negaranya, dan juga telah menjadi tamu kehormatan bagi Ketua Umum Partai Keadilan Rakyat Anwar Ibrahim baru-baru ini.

Dalam tulisan kolom editorial berjudul 'Persamaan BJ Habibie dengan Anwar Ibrahim', Maidin menyebut mantan Menristek itu disingkirkan setelah menjadi Presiden Indonesia hanya selama 1 tahun 5 bulan karena setuju dengan desakan Barat agar mengadakan referendum di Timor Timur. Hal ini menyebabkan Timor Timur keluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tahun 1999.

"Beliau mengakhiri jawatan dalam kehinaan setelah menjadi presiden sejak 20 Oktober 1999," tulis Maidin seperti dikutip dari Utusan.com, Selasa (11/12).

Tak hanya soal Timor-Timur, Maidin juga menyatakan Habibie adalah penyebab perpecahan bagi rakyat Indonesia. Saat Habibie memimpin, Indonesia memiliki 48 partai politik yang dinilai Maidin adalah sebagai bentuk perpecahan politik.

"Habibie menjadi gunting dalam lipatan terhadap Presiden RI Soeharto walaupun Soeharto yang membawanya kembali dari Jerman untuk kemudiannya menjadi wakil Presiden dan demikian juga yang dilakukan oleh Anwar Ibrahim terhadap Tun Dr Mahatir Mohamad ketika beliau menjadi Timbalan Perdana Menteri setelah dipungut daripada ABIM," tulis Maidin.

"Bagaimana pun Habibie sempat menjadi Presiden dan mengkhianati bangsa dan negaranya setelah menjadi Presiden, tetapi Anwar mahu menyerahkan negara ini kepada IMF dan New Imperialis sebelum sempat menjadi Perdana Menteri. Allah telah menyelamatkan rakyat Malaysia," tulisnya lagi.


3.Gus Dur Dihina

Setelah menghina Habibie , Zainudin Maidin kembali membuat publik Indonesia marah. Zainudin mengejek mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur lewat situs pribadinya zamkata.blogspot.com.

Zainudin menuding Gus Dur seorang pemimpin tidak menghormati kedaulatan Malaysia dan terlalu jauh ikut campur urusan politik dalam Negeri Jiran itu. Tulisan yang dibuat Selasa (18/12/2012) juga mengecam almarhum sebagai tokoh sok tau hendak mengajarkan demokrasi pada Malaysia.

Zainudin malah membandingkan dua tokoh itu dengan mantan Presiden Soeharto. Menurut dia keduanya harus belajar dari bapak pembangunan itu bersusah payah menjaga hubungan baik dengan Malaysia, saat itu dipimpin Tun Abdul Razak, dan tidak mencampuri otoritas dalam negeri masing-masing.

Dalam tulisan itu nampak tersirat ketidak sukaan Zainudin atas dukungan Gus Dur dan Habibiepada mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim. Keduanya dituding memberi dukungan penuh pada oposisi terbesar UMNO itu dan ini membuat Anwar menjadi semakin percaya diri untuk melaju ke pemilihan umum Malaysia bakal digelar Februari mendatang.

Lebih jauh Zainudin menuliskan rakyat Indonesia tengah berada dalam demokrasi kebablasan setelah melalui penindasan politik sekian lama oleh Orde Baru. Dia menilai gairah euforia ini membuat sebagian pihak memandang remeh demokrasi di Malaysia sampai-sampai mau mengajarkan cara bernegara yang benar.

Baca juga:

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About